In Harmonia Progressio
Monday, May 21st, 2012Kampusku, Rumahku
apalah awak ini
Sehabis car free days, kebetulan ada jadwal sama orang penting (red : junior kampus) makan lontong padang + teh telor bareng. Awalnya sih dianya ga mau nyobain teh telornya, mungkin karna anyir atau ga enak.
Hmmm…setelah dicoba responnya positif (padahal ga pake jeruk nipis loh buat netralisir) hehehe
Dipatiukur, 13 Mei 2012
akhirnya nge-blog lagi euy
17/02/2012,
Sehabis menikmati wisata kuliner di Bandung, kita menuju kampus. Secara, udah lama ga liat latihan nari UKA ITB. Ada satu hal yang membuat saya sangat apreciate untuk datang malam itu, penari prianya sudah bisa rapai geleng. Cuma perlu waktu kurang dari satu bulan untuk menguasai gerakan-gerakan yang cukup sulit menurut pandangan saya. Semangatnya perlu dijaga dan flownya diatur, biar klimaks pada saat acara puncak nanti. Sepertinya saya bakal sangat kecewa karna tidak dapat hadir pada acara se-awesome ini. semangat panitia!!!
Setiap manusia mempunyai target hidup maupun cita cita, bermula ketika masih SMA. Saat masih labil dan mungkin puber, Medica ( bukan klinik) memberikan sedikit gambaran tentang dunia kampus, sabang sampai merauke (Re Medica: 4 tahun les di bimbingan ini). Saat itu, ITB bukanlah kapasitas saya, saya belum tahu tentang ITB, lebih familiar USU. Ga muluk muluk, asal lulus negeri saja sudah cukup, biar nama ada juga di selebaran Medica itu hahaha
Sering mengikuti try out/simulasi SPMB dengan lulus dan target medali, itu kebanggaan saat itu. Seringkali saya lulus USU, UNILA dan IPB bukan ITB! Mengapa? Saat SMA saya senang sekali ketika saya lulus, dapat medali dan berada di jajaran podium di gedung pardede, apalagi ada tambahan amplop yang berisi duit, bukan main senangnya. Sampe sekarang masih senang ketika melihat koleksi Medali Medica, setidaknya ada yang bisa dipajang di rumah ;p
ITB? unit kelompok ilmiah remaja (re : KIR smansa) mengantarkan saya ke kampus ini, ada 2 team dari sma 1 medan yang menjadi finalist lomba karya tulis LED by HME ITB. Saat pertama datang, lapangan basket dan campus center masih dalam pembangunan, presentasi lombanya di aula barat, saya dan teman teman diajak berkeliling kampus oleh LO ( pertama kali tau istilah LO haha) dan pasti foto foto. Muncul ide untuk membangun rumah kaca di sekolah efek dari kunjungan ke rumah kacanya biologi, whatever ide itu tidak terlaksana. Dari kunjungan itulah target dan cita cita berubah lagi
Ketika kecil kita sering ditanya cita cita, mau jadi apa? dokter, tentara, pramugari dll. Lingkungan dapat merubah itu semua sob apalagi “money never sleep“. Harus sedih ketika lo pengen jadi dokter, eh karna salah masuk SD, SMP, SMA, ujung ujungnya masuk fakultas BAHASA (sedikit rasis). nanti gw jelasin lagi lah, gw juga salah jurusan juga kok kayaknya…
Efek dari ITB bener bener terasa, langsung pilihan pertama ITB apapun itu jurusannya kedua baru baru kampus lain yang pasti lulus dan dapet mendali. Sekonyong-konyonglah, dari semua try out TIDAK ADA SATUPUN LULUS DI ITB. Bahkan saat ketika kita kita (saya, aseng, zul) coblos pilihan SPMB, tepatnya di rumah saya, terjadi sedikit konspirasi agar tidak berada di pilihan yang sama di kampus yang sama hahaha
Aris Rinaldi : Pilihan Pertama : FTSL ITB
Alfiansyah Purba : Pilihan Pertama : Teknik Sipil UI
Zul Hendry Awal Hasibuan : Pilihan Teknik Sipil USU
Bahkan pilihan kedua sayapun Teknik Sipil USU (yakin banget lolosnya ;p)!!!
Mengapa saya pilih FTSL ITB?
Didalam hati terdalam dikala itu, saya yakin sekali lulus di teknik sipil USU, mengingat itu lahan basahnya anak smansa medan dan masih ga yakin lulus ITB mengingat saingannya se -Indonesia dan ratio perbandingan pelamarnya yang lumayan ngeri ngeri sedap. Bahkan saya sudah ancang-ancang STAN, STIS, STT Telkom dan Pend Matematik UISU <—-jangan tertawa!!!
to be continued, masih sakit , butuh makan dan minum obat
tanjung selatan, 13.40, 18 januari 2012