Golput Karna "Keadaan"
Friday, April 10th, 2009Mencoba mencerna secara sosial linguistik makna golput. Disatu sisi saya telah 2 kali memilih/mencontreng/mencoblos baik secara pemilihan pilkada maupun pemilu KM ITB. Namun disatu sisi saya juga telah golput ,dalam konteks, saya yakin keterpaksaan dalam bertindak untuk memilih itu saya rasakan not my chance of soul my hearts
1. Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara
Sudah bisa dipastikan 100% saya tidak memilih aka golput karna saya sedang menunaikan tugas saya sebagai mahasiswa di Bandung dan saya tidak memungkikan saya untuk pulang-pergi ke medan hanya sekedar mencoblos. Saya rasa tidak ada ekivalensi yang jelas untuk memilih dan Sayapun GOLPUT.
2. Pemilu HMS
Walaupun Golput itu Haram . Bagi saya itu hanyalah pernyataan MUI bukan Muhammadiyah. Saya adalah Warga Muhammadiyah yang mengakui MUI. Bagi saya yang haram itu dosa dan dosa itu neraka. Apakah ketika saya tidak mencoblos cakahim itu dosa? dan imbalannya neraka? kalau ada yang bisa kasih pembenaran, sok aja…dan Sayapun GOLPUT
3. Pemilu RI,DPD, DPRD 1, DPRD 2, DPR
Pembenaran bagi saya adalah saya tidak memiliki KTP Bandung dan saya menganggap bahwa KTP adalah sesuatu yang berlaku nasional, eh…kita disuruh buat KTP sementara. Not deal…KTP sementara berlaku didaerah yang rawan konflik. Bagi saya kerumitan adimistrasi juga membuat saya males memilih…mau milih aja kok repot.
Selain itu jikalau pun saya memilih di Bandung, saya tidak mengetahui secara pasti track record dari caleg tersebut. Jika saya memilih partainya,secara tidak langsung saya percaya ke partai bahwa caleg-caleg yang ada merupakan hasil pengkaderan yang baik. Oke..PKS…secara visual saja itupun jika saya dapat mencontreng akan tetapi kenyataannya tidak, sudah lah anggap saja kejadian itu seolah-olah tidak pernah terjadi….dan Sayapun GOLPUT
Sekian Pembelaan Saya atas Ke-pasif-an saya Selama ini